LIPUTAN EKSKLUSIF


H. MUSRIONO, S.Pd
Nglurug Tanpa Bala, Menehi Tanpa Kelangan,
Menang Tanpa Ngasorake,


Bapak H. Musriono, S.Pd dan Ibu Neneng Radiana berpose dengan keluarga (anak dan cucu)
Sahabat pembaca, pagi-pagi nian, ketika para siswa baru memulai pelajaran kita tentu senantiasa mengenali langkah beliau yang santun yang menyapa beberapa siswa yang akan belajar. Sikap disiplin namun santun itulah yang tertanam dalam sosok beliau, figur eksklusif yang akan kita angkat dalam edisi Ria Air kali ini, yaitu Bapak Haji Musriono, S.Pd.
Bapak Haji Musriono, S.Pd, mengawali kariernya sebagai guru mulai tanggal 19 Januari 1971. Pengalaman mengajar selama 41 tahun menjadikan beliau begitu sabar, tenang namun tegas dalam menghadapi masalah. Konsep demokratis beliau terapkan dalam setiap pengambilan keputusan. Nuansa sejuk dan agamis  menjadi begitu terasa semenjak beliau mengabdi sebagai Kepala Sekolah di sekolah kita selama hampir tiga tahun ini. Murid-murid putri tampak santun dengan rok panjang, masjid yang lebih rapi dengan tirainya yang kokoh dan teras depan ruang administrasi yang nampak indah, rapi menjadi tempat yang menyenangkan bagi para tamu yang datang.
Banyak sekali pelajaran hidup, cita-cita dan semangat yang patut kita pelajari. Sekarang yuk kita simak perjalanan hidup beliau yang sarat makna ini.
À      Curriculum Vitae
Bapak H. Musriono, S.Pd, merupakan putra asli Magetan yang lahir pada tanggal 17 Juni tahun 1952. Menikah dengan mojang Priangan Ibu Neneng Radiana sebuah pernikahan yang menyatukan dua kultur yang berbeda. Konon pernikahan jauh ini secara biologis akan melahirkan generasi yang lebih baik. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai tiga putra yaitu, (1) Fitrian Adhi Prabawa, alumni Tehnik Sipil yang sekarang bekerja pada perusahaan Aburizal Bakrie, (2) Radian Wina Wahyudi, arsitek yang telah merancang berbagai hotel, plaza di Bali, Lombok, Mataram, Kupang serta RS Narkoba di Lido, Bogor, dan (3) Rukhyat Hendar Prihadina, sekarang mengabdi di Dinas Pertanian Kota Madiun. Ketiga putra beliau adalah alumni SMAN 1 Maospati dan UGM yang dulu juga aktif berorganisasi. Dari ketiga putra tersebut beliau dikarunai enam cucu.
Sebagai seorang ayah kini beliau telah sukses dalam mengantar putra-putranya dalam menapaki masa depan yang mapan dan cerah. Anak-anak yang sholeh, anak-anak yang senantiasa mendoakan orang tua.
À      Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan
Setelah menyelesaikan pendidikan di  SPGN di Magetan Bapak Musriono langsung mengajar di Lanud Iswahyudi, pagi mengajar di SD Lanud Iswahyudi dan malamnya mengajar di SECABA dan SECABATI (Sekolah Calon Bintara Tinggi). Selama  mengajar beliau juga telah menyelesaikan Sarjana Muda di Universitas Widya Mandala dan Sarjana Pendidikan dari Univeristas Terbuka.
Setelah 14 tahun mengajar di Lanud, pada tanggal 24 September  1984 beliau kemudian 4 sekolah sekaligus, yaitu SMAN Maospati, SMK Angkasa Lanud Iswahyudi, SMA PGRI Maospati dan SMA Al Fatah Temboro. Yang mengagumkan di sela-sela kesibukan mengajar di 4 sekolah, beliau masih sempat meluangkan waktunya untuk menulis.
Shobat pembaca, Bapak kita ternyata adalah penulis yang sangat produktif. Ada sekitar 637 artikel yang telah beliau tulis dan semua dimuat di berbagai media cetak yang berskala nasional dan terkenal pada saatnya, seperti Harian Berita Buana, Sinar Harapan, Kompas, Mingguan Swadesi, Mingguan Simponi, Buana Mingguan dan Majalah Mutiara. Tema-tema tulisan beliau berkaitan dengan pendidikan, keluarga, kepramukaan, cerita daerah, seperi asal mula kota, nama daerah dan sebagainya.
Pekerjaan menulis adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Ada kebanggaan ketika tulisan dimuat dan tentu saja rasa senang ketika menerima honor. Jika dalam seminggu ada 4 artikel yang dimuat maka dalam sebulan tentu sangat banyak dan lebih besar dibanding gaji sebagai seorang guru.Dan jangan lupa sahabat, beliau adalah pendiri majalah sekolah, majalah RIA AIR yang kita cintai ini.
Setelah mengajar selama 14 tahun bapak Musriono kemudian diangkat sebagai Kepala Sekolah SMAN Sukomoro. 4, 5 tahun kemudian beliau menjabat sebagai Plt Kepala SMAN Barat. Tahun berikutnya beliau ditugaskan  sebagai Kepala SMAN 2 Magetan dan pada awal tahun 2010 beliau mulai mengabdi sebagai Kepala SMAN 1 Maospati. Keberadaan beliau di sekolah kita tentu sudah tak asing, karena sebelumnya beliau telah mengabdi sebagai guru bahasa Indonesia di sekolah kita ini.
Selama menjadi guru beberapa prestasi telah beliau ukir, yaitu pada tahun 1975 beliau terpilih sebagai Guru Teladan Tingkat Pangkalan Lanud se-Indonesia. Kemudian tahun 1990 dan 2011 beliau juga mewakili Kabupaten  Magetan dalam pemilihan Guru Teladan se-Jawa Timur. Prestasi yang tentu sangat membanggakan dan patut kita contoh.
Sahabat pembaca, waktu demi waktu telah berlalu. Setelah mengabdi sebagai guru dan Kepala Sekolah di beberapa sekolah selama lebih dari 41 tahun, Bapak Haji Musrionono memasuki masa purna pada tanggal 17 Juni 2012 ini. Banyak perjalanan hidup telah terlalui, suka-duka dan segala perjuangan untuk mencapai cita. Di masa purna nanti beliau akan menikmati masa-masanya bersama Ibu, anak-anak dan para cucu, setelah sekian lama menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja. Walaupun masih ada amanah yang masih beliau emban, yaitu sebagai ketua II KPRI Kabupaten Magetan. Di samping mungkin akan kembali banyak menulis, di masa purna nanti beliau lebih ingin kembali menata hati, banyak memohon ampun, mendekatkan diri pada Illahi dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
À      Kesan dan Pesan Bapak,
Bagi Bapak Musriono profesi guru adalah mulia. Karena apa yang disampaikan kepada siswa adalah termasuk salah satu amal jariyah, yaitu ilmu yang bermanfaat. Amal jariyah adalah amal yang mengalir selama-lamanya pada kita, walau kita telah meninggal. Dalam hidup Bapak  mengikuti  konsep filosofis Jawa, yaitu Nglurug Tanpa Bala, Menehi Tanpa Kelangan, Menang Tanpa Ngasorake, mendatangi tanpa membawa bala, memberi tanpa kehilangan, menang  tanpa merendahkan pihak lain.
Masa telah berubah. Banyak kemajuan telah tercapai dengan dasar ilmu, misalnya tehnologi. Dekade 50-70 an pendidikan berlangsung dengan kekerasan. Sedangkan era saat ini  mendidik sebaiknya dengan kearifan dan kasih sayang. Anak-anak adalah pribadi sendiri, yang akan hidup di masa mendatang. Tugas seorang guru adalah mengantar mereka, memberi bekal, menyiapkan mereka menuju hari esok. Hanya dengan keikhlasan dan kasih sayang mereka akan sukses dalam belajar.
À      Pesan  untuk Anak-anak
Pesan Bapak Musriono kepada para siswa, Sadarlah anak-anak semua.  Kelak anak-anak akan jadi pemimpin, persiapkan dirimu agar kelak menjadi pemimpin yang membawa berkah baik bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat dan bangsa.“ 
Oleh: Nunung Mintasih, S.Pd   M.Hum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar