1. IDENTITAS FILM
Judul Film : Bumi Manusia
Sutradara : Hanung Bramantyo
Produser : Frederica
Penulis : - Hanung
Bramantyo
- Salman Aristo
Pemeran : - Iqbal Ramadhan
- Mawar Eva de Jongh
- Shaine Febrianti
- Ayu Laksmi
- Denny Damara
- Bryan Domani
- Giorgino Abraham
- Jerome Kurniawan
Produksi : Fa lcon Pictures
Rilis : 9 Agustus 2019
Durasi : 181 menit
2. SINOPSIS
Film ini menceritakan kisah Minke dan kemajuan Eropa
dan perjuangan membela tanah airnya serta hubungannya dengan Annelies. Film yang mengisahkan perjuangan
dengan gaya drama kolosal yang sangat kompleks. Bumi Manusia adalah kisah perjuangan
seorang Pribumi yang menuntut keadilan baginya, bagi mertuanya dan bagi
bangsanya. Perjuangan yang akhirnya menjadi pertentangan antara Hukum Eropa dan
Hukum Islam.
Inilah kisah Minke dan Annelies. Cinta yang
hadir di hati Minke untuk Annelies, membuatnya mengalami kegelisahan batin tak
berkesudahan. Dia, pemuda pribumi, Jawa totok. Sementara Annelies, gadis Indo
Belanda anak seorang Nyai. Bapak Minke yang baru saja diangkat jadi Bupati, tak
pernah setuju Minke dekat dengan keluarga Nyai, sebab posisi Nyai di masa itu
dianggap sama rendah dengan binatang peliharaan.Secara garis besar, cerita
berkisah tentang percintaan antara Minke dan Annalies Mellema yang juga menjadi
pengikat cerita. Dalam perjalanannya, penonton akan melihat Minke, seorang Jawa
totok yang dekat dengan kehidupan bangsa kolonial, dalam hal ini keluarga
Annalies, yang merupakan blasteran Indonesia-Belanda. Mellema, ayah Annalies
dari Belanda, sementara Nyai Ontosoroh , ibunya yang seorang gundik asli Jawa.
Minke bukanlah nama aslinya,itu sebuah hinaan yang diucapkan bangsa kolonial.
Ada yang beranggapan Minke merupakan plesetan dari kata monkey atau monyet.
Nama ama asli Minke adalah Tirto Adhi Soerjo. Sebenarnya ayah Minke cukup
terpandang. Dia baru saja menjadi bupati. Namun tetap saja, ayah Minke tidak
suka kedekatannya dengan Ontosoroh. Kala itu, derajat gundik sama dengan hewan
peliharaan. Namun Minke berpandangan lain.
Kedekatannya dengan Nyai Ontosoroh membuka pandangannya tentang dunia Eropa. Nyai Ontosoroh juga cerminan budaya Eropa yang sedang diperbincangkan saat itu. Berbeda dengan pemikiran Eropa, Nyai Ontosoroh menimbulkan api perlawanan terhadap penindasan. Tidak peduli walaupun mereka merupakan Jawa tulen. Perjuangan yang dimulai saat pengadilan akan menggugat status Annalies dari pengasuhan Nyai Ontosoroh.
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Pemilihan pemain utama yakni Iqbaal Ramadhan
tampaknya memang belum terlalu dewasa untuk memerankan karakter ini, namun dari
segi komersil, nama Iqbaal diperlukan untuk menarik penonton millennial. Emosi
yang disuguhkan dalam film ini kurang maksimal.Tapi, penyelamat film ini yakni
Sha Ine Febriyanti,dia adalah pemain senior yang berperan sebagai Nyai
Ontosoroh.
Mengenyampingkan berbagai reduksi
dari novel, sebenarnya tidak ada yang aneh dari film ini, hanya memang ada yang
kurang. Namun, satu yang perlu dirayakan melalui film ini, Hanung Bramantyo
berhasil menyampaikan pesan menohok mengenai kesenjangan pribumi dan bangsa
barat, sehingga ceritanya tidak lagi banyak berfokus penuh pada romansa layaknya
film-film terdahulunya.
Meski memiliki kekurangan, film Bumi Manusia patut dirayakan sebagai sebuah mahakarya besar di dunia perfilman.
4. PENDAPAT
Jika dilihat dari alur cerita dan plot,film ini
baik-baik saja.Hanya saja untuk beberapa bagian terasa lambat dan mengakibatkan
penonton bosan. Dialog-dialog nya yang menggunakan bahasa Jawa Belanda
diselingi dialog romantis menjadi ciri khas dari film ini.
Iqbal memang punya daya tarik tersendiri.Namun,yang
mencuri perhatian adalah Sha Ine Febriyanti yang berperan menjadi Nyai
Ontosoroh.Ine tampil baik memainkan karakter wanita jawa yang berada dalam
fase-fase sulit hidupnya. Kehidupan yang keras namun terus berjuang demi haknya
sebagai seorang manusia dan wanita. Ketika kamera menyorot tatapan matanya,penonton
sudah langsung bisa merasakan bagaimana karakter ini begitu kuat menampilkan
perannya.
Set desain film ini sangat baik.Visual budaya,tempat,alat transportasi hingga gestur tubuh menjadi pelengkap desain filmnya. Suasana kolonial begitu sangat kuat,penggunaan warna yang terkesan vintage juga menjadikan film ini menggambarkan kehidupan masalalu. Semua dikombinasi dengan gaya sinematografi yang baik.Scoring musik memang membuat penonton berada dalam suasana masa lalu.Ditengah hiru pikuk kekalutan tatanan sosial masyarakat yang kasar dan perihnya mempertahankan sesuatu yang dicintai.
5. KESIMPULAN
Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton.Film
yang mengandung pesan semangat bagaimana menjadi Indonesia.Yakni bagaimana
menjadi Indonesia yang modern,yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Menjadi
Indonesia bukan menjadi primodial,menjadi nasionalisme yang merasa paling
benar,ataupun paling kaya.Tapi menyadari bahwa Indonesia itu setara dengan
bangsa lain.
Oleh Siti Nur Rohmah (X MIPA 1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar