LIPUTAN KEGIATAN


JAWA TIMUR MENULIS


Di akhir bulan Maret 2012 Dinas Pendidikan Kabupten Magetan mengirimkan delegasinya untuk mengikuti latihan penulisan artikel ilmiah populer di Surabaya. Hanya seorang guru SMA dan seorang guru SMP ditambah satu siswanya masing-masing yang harus berangkat dari kabupaten Magetan. Dari SMA diwakilkan pada Pak Sarno, S.Pd dan Dwika Lovitasari Yonia (XA). Berikut adalah paparan yang diunduh dari kompasiana. com. jawa timur menulis. Adapun lebih lengkapnya bacalah yang terurai di bawah ini.
Bertempat di Hotel Utami Surabaya Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan pelatihan menulis karya ilmiah populer se Jawa Timur. Workshop diikuti oleh siswa dan guru, serta mahasiswa berasal dari 38 kabupaten / kota se Jawa Timur. Acara tersebut dibuka oleh Rektor Unesa Prof.Dr.Mukhlas Samani. Acara tersebut berlangsung dari tanggal 24 sampai dengan 26 Maret 2012.

Dalam sambutannya Kadisdik Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa penyelenggaraan workshop ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk merealisasikan budaya menulis dengan pelatihan menulis dengan impian Jawa Timur Menulis dan kelak Indonesia Menulis, yaitu menjadi bangsa yang bebudaya menulis.
Workshop diisi dengan pemberian teori dan pelatihan menulis. Pemateri antara lain: Prof. Dr. Budi Darma, Prof. Dr. Warsono, Drs.Much. Khoiri, M.Si. dan Dr. Suyatno, M.Pd.Dalam sambutannya Prof.Mukhlas menuturkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan meliputi; (1) menata nalar menjadi runtut, pola pikir menjadi sistematik; (2) mengekspresikan pendapat, melalui tulisan seseorang dapat mengemukakan gagasannya. Menurut beliau, kegiatan semacam ini perlu dilakukan sebab, para akademisi khawatir dengan kemampuan menulis mahasiswa yang kurang bagus, guru yang kurang mahir menulis, serta keyakinan bahwa setiap orang mampu menulis.
Orasi disampaikan oleh Prof. Dr. Budi Darma bahwa kegiatan menulis adalah sebuah kreativitas yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah- masalah dalam kehidupan. Kehidupan yang semakin maju membawa persoalan yang semakin kompleks. Persoalan-persoalan yang menuntut kreativitas manusia untuk memecahkannya.
Menulis adalah ekspresi dari penulis. Apa yang terdapat dalam tulisan adalah isi pemikiran dari penulisnya. Lewat sebuah tulisan dapat diketahui pemikiran penulisnya. Belajar menulis tidak harus menjadi penulis, tetapi dengan berinteraksi dalam menulis, kita bisa bertambah teman, bertemu praktisi, akan menambah kreativitas yang sangat bermanfaat dalam menghadapi persoalan kehidupan yang sangat menantang.
Prof .Dr. Warsono yang mengisi materi mengenai menulis karya ilmiah populer,  menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan Mengapa Menulis? Beliau memberikan contoh - contoh sederhana untuk memulai tulisan dengan memberikan pertanyaan kritis. Menulis baginya (1) menulis mewakili pribadi, bahwa tulisan menggambarkan kepribadian seseorang. (2) Menulis  melebihi usia penulis. Kalau penulis sudah meninggal, tulisan yang ditulisnya masih bisa dibaca orang lain. (3) Melebihi langkah penulis, dalam tulisan tersebut dapat termaktub ide, cita - cita dan imajinasi penulis yang masih belum dilakukannya. (4) Cermin peradaban, bahwa dalam tulisan terdapat latar belakang  zaman dan peradaban yang mengitari. Tulisan dapat dijadikan tonggak peradaban setiap zaman.
Dalam menulis menurutnya dibutuhkan; (1) kemampuan bertanya secara kritis; (2) konsep dan pengetahuan; (3) kemampuan analisis; (4) mengorganisasi pemikiran.
Membuat tulisan membutuhkan latihan secara kontinyu dan latihan untuk menulis dilakukan dengan mengembangkan rasa ingin tahu, dan membiasakan untuk bertanya. Dengan selalu mengkritisi dan bertanya akan merangsang seseorang untuk membaca berbagai buku serta berdiskusi dengan dengan siapa saja. Membuka diri dengan siapa saja akan membuka banyak pengalaman dan wawasan yang akan memperkaya tulisan kita. Tidak kalah pentingnya adalah menulis dan menulis.
Sesi malam hari diisi oleh Drs. Much. Khoiri dengan memaparkan ragam karya tulis dengan cara yang sangat menarik dan simpel. Sajian yang cukup kocak dan para peserta merasa nyaman dan enjoy. Dengan simpel dia merangsang komentar pembaca dengan memanfaatkan foto yang ditayangkan di layar. Beberapa orang diminta untuk memberikan pendapat berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi. Tanpa dirasakan peserta merasa jelas dengan pemaparannya.
Dr. Suyatno sesi terakhir dengan semangat 45, berapi - api membawakan  makalahnya berjudul: ”Mengibarkan Merah Putih di Tiang Tertinggi” sebuah motivasi untuk membangun gagasan kebangsaan berangkat dari keberagaman bangsa, konflik yang banyak terjadi dan bagaimana membangun kebangsaan melalui tulisan. Sajian ini amat heroik dan di sela sajian dinyanyikan bersama lagu kebangsaan Rayuan Pulau Kelapa dan Bangun Pemuda Pemudi. Tanya jawab berlangsung sekitar 30 menit dan pukul 22.00 kegiatan malam ini diakhiri. Capai tapi menyenangkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar